Abstrak
Indonesia
is an independent country and is recognized by the world. However, this
independence does not guarantee independence in various areas of its parts.
Unevendevelopment and the policies that are not representative triggered the
birth of a social movement politics in the country. Opportunities are made
unconsciouly country is what encourages the birth of separatist movement
Organisasi Papua Merdeka (OPM). Existence of this movement is not anopposition
to the Unitary Republic of Indonesia but only as a protest loudly so that
countries unable to meet thei social and political rights in his homeland.
Author tries to understand the movement of the Organisasi Papua Merdeka (OPM)
trough Sidney Tarrow’s theory about Political Opportunity Structure (POS)
compiled by reference to writing based on fact and data that the authors get
from the media and reading books. Author hopeness this paper can be a reference
to see how the Organisasi Papua Merdeka (OPM) existed and still exist to this
day.
A. Pendahuluan
Ketimbangan
sosial antara daerah barat dan timur di indonesia dan masih saja keuntungan
negara bersifat terpusat membuat berbagai daerah mengalami krisis kepercayaan
terhadap negara. Pesimistis yang dimunculkan sekelompok orang didaerah
satelitnya jakarta ini menyebabkan lahirnya gerakan-gerakan pemberontak
diberbagai daerah. Dalam sejarah berdirinya bangsa indonesia, tidak terlepas
dari berbagai gerakan pemberontak seperti pemberontakan prri (pemerintahan
revolusioner republik indonesia) dan permesta (perjuangan rakyat semesta).
Gerakan-gerakan
pemberontak terus lahir sejak kemerdekaan indonesia. Gerakan semulanya tidak
tampak berniat ingin menghancurkan keutuhan negara kesatuan republik indonesia
(NKRI). Tetapi, pemberontakan itu akhirnya dikenal sebagai “gerakan anti-jawa”,
karena kesenjangan pembangunan antara pulau jawa dan luar jawa dianggap semakin
besar.
Latar
belakang inilah yang kemudian mengacu lahirnya Gerakan Aceh Merdeka, dan
Organisasi Papua Merdeka. Pasca reformasi 1998, Indonesia mencoba konsep
desentralisasi di jalankan sebagai upaya untuk memenuhi tuntutan daerah. Namun,
penerapan konsep desentralisasi masih belum berjalan dengan baik.
Gerakan
Aceh Merdeka yang di pimpin oleh Hasan Tiro telah kembali kepangkuan NKRI
melalui perjanjian Helsinky. Penandatanganan MoU ini merupakan momentum adanya
tranformasi dari perubahan politik di Aceh serta proses rekonstruksi di Aceh.
Namun hal ini berbeda dengan OPM, mereka tidak mengalami pernytaan wilayah DOM.
Sampai hari ini baku tembak dengan pemberontak seperatis ini terus berlangsung.
Rendahnya upah minimum pegawai Freeport tahun 2011 membuat pegawai Freeport
khususnya masyarakat papua marah. Ditambah lambannnya pembangunan di wilayah
cendrawasih telah membuat OPM meradang. Peringatan HUT OPM, 1 Desember 2011
juga diwarnai pembubaran secara paksa oleh Tentara RI dan baku tembak dengan
OPM.
Untuk
mengungkapkan mengapa Organisasi Papua Merdeka menjadi orang-orang yang telah
mempunyai kesadaran ketertindasan atau ketidak adilan tidak melakukan atau
melakukan perlawanan atau perjuangan, identifikasi salah satu atau dua atau
mkeseluruhan dari empat aspek peluang yang dinyatakan oleh tarrow.
B. Pembahasan
1. Gerakan sosial politik :
struktur peluang politik
Sinyal-sinyal
(signs) yang konsisten-tidak selalu formal, permanen atau pada tingkat
nasional- kepada aktor-aktor sosial dan politis baik yang memberikan semangat
atau yang mematahkan semangat mereka untuk menggunakan sumberdaya internal
mereka untuk membntuk gerakan sosial. Inilah yang dimaksud Sidney Tarrow dengan
teori Struktur Peluang Politik. Konsep peluang politisnya tidak selalu formal
atau dari struktur politik makro. Pokoknya hal-hal eskternal yang memungkinkan
atau .merintangi aktor untuk membentuk gerakan sosial.
Menurut tarrow ada 4 macam elemen
keterbukaan peluang politis
1.
Terbukanya akses
politik. Dimana manusia rasional tidak sering bertindak menyerang lawan apabila
tidak ada peluang. Kemudian adanya terbukanya akses politik mendorng orang
untuk melakukan gerakan sosial. Serta, keterbukaan politis bisa saja berbentuk
wacana keterbukaan yang dilontarkan oleh pejabat pemerintah.
2.
Persekutuan politik
yang tidak stabil. Yang dimaksud adalah ketidak stabilan atau perubahan
persekutuan politik. Seperti perubahan pemerintahan dan oposisi atau munculnya
koalisis baru. Hal ini mendorong pelaku gerakan sosial melakukan tindakan
kolektif. Perubahan persekutuan tersebut tidak selalu pada tingkat nasional,
bisa pula pada tngkat lokal. Umpamanya, petani sudah lama merasa ada ketidak
adilan, tetapi mereka baru berjuang ketika terjadi perjuangan politik antar
elit di ibu kota daerah setempat.yang salah satunya mencari dukungan dari
wilayah petani.hal yang sama juga terjadi di sebelah selatan italia. Perasan
ketidak adilan tanah sudah berlasnung lama, tetapi petani baru berjuang ketika
kelompok liberal dan radikal menggoyang sistem politik ibu kota tempatan.
3.
Keberadaan pendukung
yang berpengaruh. Misalnya keberadaan pendamping di pengadilan, pendeking dari
tindakan reresif yang brutal, atau adanya negositaor yang dapat menyulitkan
pemerintah.
4.
Pecahnya elit. Hal ini
bisa disebabkan olehkonflik dalam tubuh elit atau antara elit. Dalam situasi
ini, elit tertentu mungkin menggunakan kelompok-kelompok yang ada masalah untuk
mendukungnya. Hal ini ditanggapi oleh orang yang bermasalah sebagai peluang
untuk melakukan tindakan kolektif untuk mewujudkan apa yang mereka inginkan.
Tarrow mengatakan bahwa peluang
dapat diciptakan melalui :
1.
Memperluas peluang sendiri. Aktivis atau
pelaku gerakan sosial dapat melakukan usaha-usaha untuk membuka peleuang,
seperti membangun wacana ke bentuk baru.
2.
Memperluas peluang
bagi yang lain
3.
Menciptalan peluang untuk
lawan.
Melalui teori struktur peluang ini
kita bisa melihat bagaimana gerakan Organisasi Papua Merdeka sebagai gerakan
seperatis dinegara demkrasi Indonesia.
2. Refleksi Organisasi Papua
Merdeka
Gerakan
Papua Merdeka mulai berawal ketika di sahkannya otonomi khusus pada Papua serta
dengan pemekaran wilayah Papua menjadi 2 provinsi yaitu Papua Barat dan Papua.
Operasi Papua Merdeka berawal dari tahun 1949, dimana pada saat itu setelah
pasukan jepang dan Amerika yang berperang di Papua ditarik dari pasukannya,
kemudian Belanda mulai masuk dan mengembalikan lagi kekuasaan kolonialnya di
Papua. Dalam perjanjian pengakuan kemerdekaan Indonesia pada tahun yang sama,
Papua tidak termasuk dalam perjanjian tersebut, dan pada masa setelah itu
Belanda mencoba membuat Negara Papua. Diawali dengan terbentuknya Dewan Papua
pada April 1961 dan pembentukan institusi seperti layaknya Negara,juga
pelatihan agar masyarakat Papua dapat mandiri. Tetapi karena takut bahwa
nantinya Indonesia bisa bersekutu dengan Uni Soviet dan RRC maka pemerintah
Amerika Serikat mencoba melobi dan memaksa agar Belanda menyerahkan Papua
kepada Indonesia agar hubungan Amerika Serikat – Indonesia bisa membaik.
Akhirnya pada tahun 1969 diadakan PEPERA(Penentuan Pendapat Rakyat) yang
memutuskan Papua masuk ke wilayah Indonesia.
Penduduk
asli Papua merasa bahwa mereka tidak memiliki hubungan sejarah dengan bagian
Indonesia yang lain (memang pada kenyataanya juga tidak) maupun Negara-negara
Asia lainnya. Penyatuan wilayah ini ke dalam NKRI sejak tahun 1969 merupakan
buah perjanjian antara Belanda dengan Indonesia dimana pihak Belanda
menyerahkan wilayah tersebut yang selama ini dikuasainya kepada bekas
jajahannya yang merdeka,Indonesia.Perjanjian tersebut oleh sebagian masyarakat
Papua tidak diakui dan dianggap sebagai penyerahan dari tangan satu penjajah
kepada yang lain.Akibat dari hal ini,Oom Nicolas Jouwe,Seth Jafeth
Roemkorem,Jacob Hendrik Prai merencanakan proklamasi kemerdekaan Papua pada
tanggal 1 juli 1971. Tetapi perselisihan antara Roenkorem dan Hendrik Prai
menyebabkan OPM terpecah sebagai sebuah kekuatan militer dan menyebabkan
kegagalan pendirian Negara Papua.Sementara pembasmian oleh militer Indonesia
dibawah kepemimpinan Soeharto semkain melemahkan OPM.
Tahun
1982 Dewan Revolusioner OPM didirikan dimana tujuan dewan tersebut adalah untuk
mengaalang dukungan masyarakat Internasional untuk mendukung kemerdekaan
wilayah tersebut. Mereka mencari dukungan antara lain melalui PBB,GNB,Forum
pasifik selatan dan ASEAN. Mereka juga berusaha melakuakn aksi-aksi terror
terhadap para pendatang dari Indonesia serta para pekerja asing.Gerakan Papua
Merdeka bukan lagi seperti gerakan kargo. Sudah teroganisir melalui berbagai
faksi. Dalam kontels itu orang semestinya jangan salah duga kalau OPM itu sebaga
tonggak nasionalisme Orang Papua. Nasinalisme yang menghendaki negara merdeka.
Sebenarnya
awalanya disebut TPN (Tentara Nasional Papua Barat), namun menurut sejarah
menyebutkan bahwa OPM itu sebutan yang dikenalkan dan dibesar-besarkan
pemerintah Indonesia, terutama militer yang melihat OPM sebagai musuh
babuyutan. OPM didekalrasiakan bukan tanpsa alasan dan bukan lahir dengan
sendirinya, punya sejarah panjang yang tidak juga terkait soal kesejateraan,
melainkan bisajadi seperti dikemukakan Peneliti, seperi Dewi Fortuna,
Nazaruddin Zamasuddin melihat OPM ibarat bom waktu yang ditinggalkan Belanda.
Seperti itukah? Terkait hal ini, apabila dikomparasikan dengan sejarah lahirnya
NKRI, ada hikmah yang bisa kita petik. Ada kesamaan pola dari proses lahirnya OPM.
Kita tidak bisa pungkiri kalau Indonesia merdeka dan bebas dari penjajahan
karena ada campur tangan negara lain. Mulai dari pengaruh Belanda hingga Jepang
yang turut langsung dalam mempersiapkan berdirinya negara Indonesia. Sama
seperti itu, Belanda memberikan pendidikan dan mempersiapkan negara Papua
Merdeka yang dijanjikan akan dimerdekakan
Janji
itu diawali dengan pembentukan delapan partai politik, kemudian membentuk Nieuw
Guinea Raad (Dewan Nieu Guinea) yang terdiri dari kaum intelektual Papua Barat,
dan membentuk Komite Nasional yang terdiri dari 21 anggota untuk membantu Dewan
Nieu Guinea dalam mempersiapkan kemerdekaan Papua Barat. Komite ini kemudan
melahirkan manifesto politik yang isinya: menentukan nama negara: Papua Barat;
menentukan lagu kebangsaan: Hai Tanahku Papua; Menentukan bendera negara:
Bintang Kejora; motto negara One People One Soul. Pada tanggal 1 Desember 1961
bendera Bitang kejora dan bendera Belanda berkibar diiringi lagu Hai Tanahku
Papua. Hari itu juga sebenarnya telah dideklarasikan berdirinya negara Papua
Barat. Tetapi nasibnya seusia jagung, karena invasi militer dilakukan Soekarno
lewat propaganda Trikora: Gagalkan Pembentukan "Negara Boneka Papua"
Buatan Belanda kolonial; Kibarkan Sang Merah Putih di Irian Barat Tanah air Indonesia;
bersiaplah untuk melakukan mobilisasi umum guna mempertahankan kemerdekaan dan
kesatuan tanah air Indonesia telah mebajak Negara itu.
Disamping
itu Belanda juga mendirikan lembaga-lembaga baru untuk mempersiapkan
orang-orang Irian menghadapi Kemerdekaan. Selain mulai memberikan pendidikan
bagi para calon pramong praja, Belanda kemudian mendirikan Polisi pamong praja,
Belanda mendirikan Polisi Papua dan battalion Papua. Melangkah lebih jauh,
Belanda kemudian membentuk Komite Nasional Papua, yang menggantikan Dewan Nue
Guinea. Komite ini bertugas untuk merencanakan pembentukan sebuah Negara Papua
yang merdeka. Perkembangan inilah yang kemudian,pada tanggal 19 Desember 1961,
mendorong Presiden Soekarno untuk mengkomandokan Trikora(Tiga Komando Rakyat)
yang antara lain memerintahkan penggagalan pembentukan Negara Papua.
Ketika
kelompok sipil nasionalis Papua Barat dibungkam, pergerakan sepenuhnya
dikendalikan oleh kelompok militer dengan mendeklarasikan berdirinya Tentara
Nasional TPN/OPM di Manokwari pada tahun 1965 oleh Ferri Awom dan Femmenas Awom
serta kelopok nasionalis Papua masif memperjuangkan pengakuan kemerdekaan
Papua, dan tidak mengakui kedaulatan Indonesia atas Papua. Semenjak lahirnya
OPM setiap orang Papua yang berbeda pandangan denga pusat dianggap OPM. Sikap
kritis dibungkam. Saat ini era reformasi masyarakat Papua terus memperjuangkan
hak-hak hidup dan bahakan tahun 1999 kelompok intelektual Papua yang tergabung
dalam "tim seratus" datang ke Jarkata bertemu Peresiden BJ. Habibie,
meminta pengakuan kemerdekaan Papua dan sampai saat ini masih terjadi. Itu
berarti biskah kalau dikata hegemoni Indonesia di Papua tidak begitu berhasil?.
Dalam situasi seperti itu militer sebagai patriot sebaiknya tidak terpancing
untuk mebungkam atmosfir demokrasi. Karena ada sejarah pahit kekerasan yang
dilakukan militer di Indonesia khusunya di Papua dengan dalil menumpas dan
melakukan pengejaran terhadap OPM. Namun masyarakat biasa dan mahasiswa menjadi
korbannya. Ini sudah terbukti, dan telah tercatat dalam sejarah kehidupan orang
Papua.
Berdasarkan
berbagai sumber yang kami dapat, kami menyimpulkan bahwa Gerakan Papua Merdeka
melakukan tindakan-tindakan ini untuk menuntut kemerdekaan Papua, karena mereka
merasa terdiskriminasi dalam hal pembangunan dibanding dengan daerah daerah
lain, khususnya di pulau jawa. Terlebih lagi kekayaan alam yang ada di papua
lebih banyak digunakan untuk membangun pulau jawa daripada untuk mengembangkan
papua sendiri. Tindakan yang dilakukan Gerakan Papua Merdeka ini meresahkan Indonesia,
dikarenakan hal ini bisa mengganggu stabilitas dan kemanan nasional Indonesia.
Tentu saja pemerintah Indonesia tidak tinggal diam begitu saja.Berbagai cara
telah dilakukan pemerintah Indonesia, tetapi masalah ini belum bisa dianggap
selesai, oleh karena itu kita harus turut serta mencari pemecahan,sehingga
masalah ini dapat teratasi.Pada mulanya kegiatan politik OPM hanya terdapat di
Negeri Belanda,dan dari sinilah jaringan gerakan mereka di Eropa
dipusatkan.Kemudian dukungan yang diberikan oleh sekelompok akademisi senior
beraliran Marxis di Universitas Stockholm,Swedia terhadap gerakan-gerakan
pembebasan diseluruh dunia,mendorong OPM untuk membuka sebuah perwakilannya di
Stockholm pada tahun 1972. Akan tetapi beberapa tahun kemudian ternyata nahwa
perwakilan ini tidak dipertahankan OPM memaksa menutup kantor di ibu kota
swedia ini pada tahun 1979,karena kekurangan dana. Kemudian dukungan yang
diberikan secara terbuka dalam forum Internasional termasuk PBB,Oleh
beberapaNegara di Afrika hitam menyebabkan OPM mendirikan sebuah perwakilan di
Dakar,Senegal pada tahun 1976.
3. Sinkronasi Tarrow dengan OPM
Organisasi
Papua Merdeka membuktikan Struktur Peluang politik sebagai alasan gerakan
mereka. Jika Sidney tarrow mengatakan “Sinyal-sinyal (signs) yang
konsisten-tidak selalu formal, permanen atau pada tingkat nasional- kepada
aktor-aktor sosial dan politis baik yang memberikan semangat atau yang
mematahkan semangat mereka untuk menggunakan sumberdaya internal mereka untuk
membntuk gerakan sosial.” Penulis melihat, bahwa Organisasi papua Merdeka lahir
dan berkembang di Papua dan menjadi erakan separatis dikarenakan bahwa adanya
sebuah kesadaran dari putra daerah akan nasib negerinya yang terus menerus
mengalami esenjangan sosial dan politik.
Ketimpangan
ini adalah sinyal yang nyata dilakukan metropole Indonesia yakni Jakarta
sebagai Pusat pemerintahan Negara. Politik desentralisasi yang di gunakan,
otonomi daerah kemudian hanya harapan di atas kertas karena kenyataannya Papua
tidak merasakan kebaikan dari otonomi daerah. Banyak hal yang membuat papua
tidak bekembang dan salah satunya adalah jantung kehidupan papua bahkan dunia
dikelola olh asing yang bekerja sama dengan Negara dan keutungannya tidak
menjadi pemerataan di wilayah Papua itu sendiri.
Kebijakan yang dibuat oleh Negara
ternyata disadari oleh actor sosial dan politik daerah sebagai sinyal untuk
melahirkan gerakan sosial politik di daerah. dan inilah bagi penulis yang
dimaksud dengan peluang politis sehingga lahirlah OPM di Indonesia. Peluang ini
bagi penulis adalah kesalahan Negara dalam mengelola wilayahnya dan ketidak
merataan pembangunan di Indonesia yang dilakukan oleh Negara (lihat pembangunan
sosial di Pulau Jawa dengan Pulau lainnya). Peluang ini bisa dikategorikan
kedalam peluang yang diciptakan sendiri dan di pengaruhi peluang bagi yang
lain. Ini artinya OPM melakuakn gerakan sosial politiknya karena kesadaran akan
hak dan adanya ketimpangan serta lahir karena melihat GAM yang sebelumnya
melakukan gerakan dngan latar yang hampir sama.
Penulis melihat ini muncul melalui
4 elemen keterbukaan peluang tarrow, yakni :
1. Terbukanya akses politik.
Demokrasi
yang digunakan Indonesia secara nyata merupakan pintu peluang pertama dalam
akses politik di Indonesia sendirinya. Pemberlakuan otonomi daerah dan semakin
cerdasnya masyarakat membuat politik bukan hal yang tabu layaknya Orde Baru.
Lahir dan hidupnya OPM merupakan kekalahan Hegemoni politik orde Baru. Dan
dengan demokrasi hari ini OPM bisa saja menjadi Organisasi yang besar dan
konkrit untuk mewujudkan impiannya.
2. Persekutuan politik yang tidak
stabil
Dapat
kita lihat hari ini. Setelah pemilu 2009 bagaimna kemudian politik Negara tidak
stabil. Perseteruan pusat akan koalisi dan oposisi membuat OPM kehilangan
kepercayaan kepada Negara untuk mampu memperbaiki kehidupan mereka. Sehingga
mendorong OPM terus melakukan tindakan kolektif. Tidak hanya kekecewaan
terhadap pusat Negara, tetapi juga dengan kegelisahan akan bumi mereka yang
terus digerus. Dengan pecahnya kerusuhan di Freeport membantu OPM dalam upaya
pergerakannya. Karena bisa kita amati sejak pecahnya kerusuhan di Freeport baku
tembak setiap hari dilaksanakan dan peringatan HUT OPM yang dihalangi oleh
pemerintah melalui TNI.
3. Keberadaan pendukung yang
berpengaruh
Tokoh
intelektual muda diduga menjadi pendamping dan pengback-up gerakan Organisasi
Papua Merdeka ini. Bukan dalam kata di tunggani, tetapi pendukung OPM adalah
masyarakat papua itu sendiri yang diidentifikasi kalangan elit dan intelektual.
4. Pecahnya elit
Sebagaimna
kita ketahui, elit asal papua tidak begitu berperan di tataran pusat. Sehingga
hal ini memicu konflik elite di tataran pusat. Elite papua tidak diproporsikan
layaknya elite Jawa atau daerah lainnya.
C. Kesimpulan
Sidney tarrow mengatakan pada kita
semua, bahwa gerakan sosial politik tidaklah lahir tanpa peluang yang
diciptakan. Peluang tersebut tercipta atas kelengahan Negara sebagai mandate
masyrakat. Hal ini pulalah yang bisa kita lihat dengan lahirnya OPM di NKRI.
Kelengahan Negara terhadap hak-hak masyarakat Papua memunculkan gerakan
separatis yang mampu mengancam keutuhan NKRI. OPM tidak bisa disalahkan selama
peluang itu masih diciptakan oleh Negara melalui kebijakan-kebijakannya. Karena
seyogyanya Negara actor utama pembuka peluang gerakan separatis di Indonesia
Muncul.
Lahirnya gerakan sosial politik
seperti OPM buakn upaya mengingkari NKRI tetapi sebagai Upaya bahwa mereka ada.
Harapannya, dengan adanya OPM hari ini dapat menjadi cermin bagi Negara bahwa
pembangunan yang merata lah yang diharapkan oleh seluruh masyarakat Indonesia.
Kebijakan yang berkeadilan dan reprentatif terhadap seluruh daerah adalah solusi
bagi Negara kedepannya. Dan semoga gerakan ini dapat diatasi dengan jalur
diplomasi dan tindakan pewujudan harapan Papua kedepannya.
D. Daftar Pustaka
Ralph R.Premdas.’’The Organisasi
Papua Merdeka’’,dalam Asian Survey xxv no 10 (oktober 1985)
Fauzi, Noer. 2005. Memahami
Gerakan-gerakan rakyat Dunia Ketiga. Yogykarta: insist press
Ngadisah, 2003, Konflik Pembangunan
dan Gerakan Sosial Politik di Papua.
http://www.tempo.co/read/news/2011/11/30/058369278/OPM-
http://thomy265.wordpress.com/2008/06/19/sejarah-pemberontakan-di-indonesia/
Dr. Afrizal, MA. 2011. Bahan Ajar
Kuliah Gerakan Sosial dan Politik. Universitas Andalas : Sosiologi
Kurnia, Indra. 2009. Materi
Perkuliahan : Gerakan Sosial Politik. Universitas Andals : Ilmu Politik
Mulya, Febryna. 2010. Makalah :
Gerakan Pemberontak Upaya Gerakan Sosial Politik di Indonesia. Universitas
Andalas; Ilmu Politik