Dalam buku teori perbandingan politik karya Ronald H.Chilcote
menjelaskan teori-teori kelas mulai dari
Elit pluralis ke kelas penguasa dan massa. Berbicara tentang terminologi
seperti elit pluralis, elit kekuatan, struktur kekuatan, sirkulasi elit, elit
penguasa, kelas pemerintah, dan kelas penguasa berlaku luas dalam literatur
kelas sosial, artinya tidak terlepas dari Marx, menggunakan kelas untuk
menggambarkan dan menganalisis hubungan-hubungan produksi yang diasosiasikan
dengan berbagai zaman sejarah dan model-model produksi. Marx mengelompokan kelas
atas tiga kelas besar yang terdiri dari para pemilik tanah, para kapitalis
industri dan para pekerja. Di satu sisi terdapat kaum borjuis yang terdiri dari
para kapitalis modern dan pemilik cara-cara produksi, dan di sisi lain terdapat
para pekerja upahan yang menjual tenaga mereka demi bertahan hidup dan tidak
memiliki cara-cara produksi. Chilcote, menitik beratkan bahwa ada lima aliran
kelompok ahli yang sekarang ini sedang berupaya merumuskan sebuah teori kelas, (Pluralisme,
Instrumentalisme, Strukturalisme, Kritikalisme
dan Statisme dan perjuangan kelas).[1]
Teori
elit diarahkan untuk menentang gagasan sosialisme marxis tentang kelas penguasa
yang kekuatan politiknya didasarkan atas kepemilikan alat-alat produksi.
Menurut Pareto, yang disebut dengan kelompok elit adalah sekelompok kecil
individu yang memiliki kualitas-kualitas terbaik, yang dapat menjangkau pusat
kekuasaan sosial politik. Elit merupakan orang-orang yang berhasil, yang mampu
menduduki jabatan tinggi dalam lapisan masyarakat. Sementara Gaetano Mosca
menyebutkan bahwa di setiap masyarakat yang berbentuk apapun senantiasa muncul
dua kelas, yaitu kelas yang memerintah dan kelas yang diperintah. Kelas yang
memerintah memiliki jumlah yang sedikit, memegang semua fungsi politik,
monopoli kekuasaan dan menikmati keuntungan.
Menurut
saya, teori elite yang berkembang saat ini, tetap berpijak pada the rolling
class and the rulled class. Hal ini sesuai dengan Mosca, Pareto dan Michels.
Namun, ada benarnya, bahwa teori kelas juga harus mengurusi
hubungan internal negara dengan kontradiksi-kontradiksi proses akumulasi yang
dikatakan James O’Commor. Secara khusus mengamati perjuangan kelas membatasi
kemampuan negara untuk merasionalisasi kapitalisme dan struktur-struktur negara
berlaku sebagai penghalang tantangan kelas pekerja. Isu-isu analisis kelas yang
dibahas diantaranya peran negara dan kelas penguasa, kategori analisis kelas,
tingkat-tingkat konseptualisasi kelas, hubungan basis dengan suprastruktur, dan
implikasi-implikasi formasi-formasi sosial prakapitalis dan kapitalis. Dengan
begitu, elite negara maupun massa, tidak bisa terlepas dari perjuangan kelas.
Ada yang dipimpin dan ada yang memimpin, hal ini berlaku mutlak untuk
terwujudnya negara. Namun pertanyaannya, apakah bisa elite yang berkuasa
menjalankan haknya dengan tidak mengorbankan massa atau yang dipimpin dengan
tidak merampas hak-hak hidup yang layak? Sehingga ada kesejahteraan yang
diimpikan dalam negara yang sebenarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar