Dalam buku Ronald Chilcote, chapter
7[1], menjelaskan berbagai macam
teori-teori terkait dengan pembangunan, keterbelakangan dan imprealisme yang
bersumber dari pemikir-pemikir ortodok maupun radikal yang dibatasi oleh
beragam interpretasi Marx dan Weber. Chilcote menjelaskan (1) pembangunan
politik yang banyak dipengaruhi oleh dalil-dalil demokrasi ( Almond 1965), (2)
Pembangunan dan Nasionalisme, melihat situasi beragam di masyarakat Afrika,
Amerika Latin dan Asia, atas adanya perbedaan suku, etnik, bahasa, agama dll
sehingga memunculkan kesadaran berbangsa ( Hayes: 1960, Kohn: 1968, Shafer:
1955). setiap adanya pembangunan harus dikaitkan dengan nasionalisme, karena
nasionalisme dipercayai sebagai impuls ideologis dan motivasi dari pembangunan
itu sendiri. (3) Modernisasi, didasari oleh Weber dan Parsons, adanya hubungan
klasifikasi masyarakat tradisional dan modern. sehingga untuk memahaminya ada
tahap-tahap dan modernisasi sebagai upaya menghindari implikasi tak linear dan
evolusioner. Modernisasi mempelajari, tantangan modernisasi bagi masyarakat
tradisional, konsolidasi pemimpin modern, melemahnya pimpinan tradisional,
transformasi ekonomi, dan integritas masyarakat. modernisasi banyak dikritik
oleh pemikir-pemikir ortodoks. (4) Keterbelakangan, jika teori pembangunan
dekat dengan negara-negara maju, maka teori keterbelakangan dekat dengan
negara-negara berkembang atau dikatakn sebagai negara ketiga. Keterbelakangan
sendiri bersumber dari gagalnya pendekatan difusionis dari kapitalisme. Teori
keterbelakangan cendrung tumpang tindih terkait, pembangunan kapitalis dipusat
dan keterbelakangan di batas luar, ketidakmerataan pembangunan dan
ketidakseimbangan pembangunan. (5) Ketergantungan, diyakini akibat adanya ekspansi
dari negara-negara dominan. Namun, Teori ketergantungan memiliki banyak sudut
pandang sehingga tidak adanya kesatuan dari teori ini. (6) Imprealisme, yang berhubungan dengan
negara-negara dominan(atas), baik dalam control politik, ekonomi, atas
negara-negara bawah ( Cohen:1973) di terakhir Chapternya, Chilcote menutup
dengan (7) prospek-prospek teori pembangunan, chilcote berargumen, bahwa dengan
penjelasan sebelumnya baik ortodok maupun radikal dapat membantu
mengklarifikasi dalam arahan perumusan teori-teri pembangunan dan
keterbelakangan dalam dunia kontemporer.
Dengan adanya kajian terhadap
teori-teori pembangunan dan keterbelakangan tersebut, merupakan sebuah upaya
dalam pengujian kritis terhadap isu-isu dan masalah-masalah masyarakat revolusioner
dalam upaya pembebasan dari cengkraman kapitalisme dan dapat melihat bagaimana
upaya negara ketiga dalam membangun dan membentuk masa depan dengan satu arahan
sosialis. saya melihat bahwa, memang untuk terbentuknya negara sosialis atau
negara merdeka sekalipun harus mampu melepaskan diri dari hegemoni dari
negara-negara kapitalis yang telah merusak sistem baik politik maupun ekonomi.
Hegemoni kapitalis berati adalah ekploitasi terhadap baik SDA maupun SDM dari
negara ketiga, sehingga menyebabkan adanya keterbelakangan dan ketergantungan
yang mesti diperangi melalui jalur revolusioner. Namun, apakah negara ketiga
saat ini telah mampu melepaskan cengkraman kapitalisme? atau semakin banyak
negara ketiga yang susah melepaskan diri dari negara atas (satelit) ?
[1] Ronald H. Chilcote, Teori
Perbandingan Politik :Penulusuran Paradigma. Raja Grafindo Persada : Jakarta. chapter 7
Tidak ada komentar:
Posting Komentar